Diskominfostaper, TANA PASER - Kabupaten Paser patut berbangga, atlet dari daerah ini berkesempatan berlatih selama tiga bulan di sebuah klub tenis meja Divisi Lima Jerman, Stadtallendorf.
Ia adalah Arda Ramadani, remaja asal Desa Sangkuriman Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser. Arda yang baru saja lulus dari bangku SMA ini telah dikontrak oleh klub Jerman tersebut dari Februari hingga Mei 2018.
Program latihan di luar negeri ini merupakan program dari Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) bersama klub jerman itu.
Menurut Ketua PTMSI Cabang Paser Ahmad Beni, Klub Jerman itu tertarik merekrut Arda setelah melihat profil dan video Arda saat bermain.
“Klub Jerman tertarik merekrut Arda setelah melihat profil dan beberapa video saat ia bertanding,” kata Beni di Tanah Grogot, Sabtu (3/4)
Arda sudah bergabung dengan klub Jerman itu sejak Bulan Februari lalu dan telah mengikuti rangkaian pertandingan antar klub di Jerman.
Kesempatan berlatih tenis meja dengan klub luar negeri menurut Beni merupakan kesempatan langka dan jarang sekali terjadi. Jika kualitas permainan Arda selama tiga bulan mengalami peningkatan, kemungkinan Klub Jerman itu akan memperpanjang kontrak Arda.
Dengan meningkatnya kualitas permainan Ardi, hal ini juga menjadi modal baginya untuk mengikuti pertandingan di Indonesia. Sebab pada tahun 2018 ini, Arda akan mengikuti Pekan Olahrga Provinsi (Porprov) Tingkat Kalimantan Timur mewakili Kabupaten Paser dan diharapkan dapat masuk dalam tim inti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
“Harapannya ada peningkatan permainan selama berlatih di Jerman. Apalagi tahun ini ia akan mewakili Paser di Porprov Kaltim dan semoga bisa mewakili Kaltim pada PON tahun 2020 di Papua,” kata Beni.
Sementara Darmansyah, Ayah dari Arda Ramadani mengaku bangga dengan anaknya yang memiliki kesempatan bergabung dan berlatih dengan klub tenis meja di Jerman. Ia mengaku sejak berumur lima tahun Arda sudah memiliki bakat bermain tenis meja.
“Sejak umur lima tahun sudah ikut saya bermain tenis meja. Memang sudah kelihatan minatnya ke tenis meja,” ujar Darmansyah.
Arda pernah mengikuti pelatihan di Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Samarinda dan bergabung bersama tim tenis meja di Surabaya. Ia sempat mengikuti Training Centre (TC) PON Bandung tahun 2016, namun tidak berhasil menembus tim inti mewakilli Kaltim.
“Arda pernah masuk di SKOI Samarinnda dan juga pernah masuk tim inti PON Bandung tahun 2016. Tapi ia tidak masuk empat besar saat PON Bandung,” jelas Darmansyah.
Darmansyah berusaha mendukung keinginan anaknya untuk menjadi pemain tenis meja profesional. Berbagai usaha telah diupayakan agar keinginan itu terwujud, diantaranya bisa berlatih di klub luar negeri seperti saat ini.
Meski demikian, ia berusaha realistis dengan keadaan yang ada. Karena biaya hidup di Jerman terbilang mahal. Belum lagi honor yang diterima Arda, tidak sebanding dengan biaya untuk membayar pelatih.
“Biaya hidup di sana sangat mahal. Saya terus berusaha mencari biaya untuk mencukupi kebutuhannya di sana. Ya harapannya ada bantuan dari pemerintah daerah,” ujar Darmansyah. (huja-anc/diskominfostaper paser)